Senin, 24 September 2012

Kaltim Kembangkan Pisang Kepok Tanjung Asal Solok


SAMARINDA – Kaltim terus mengembangkan komoditas buah pisang jenis pisang Kepok Tanjung yang berasal dari Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Keunggulan pisang Kepok Tanjung ini adalah ketahanannya terhadap penyakit layu fusarium.Selama ini pisang Kepok Kaltim sempat menjadi primadona untuk dikirim ke pulau Jawa karena produksinya yang melimpah, harganya murah dan memiliki nilai ekonomis tinggi setelah diolah menjadi berbagai produk.
Demikian dikatakan peneliti sekaligus penyuluh lapangan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kaltim, Moh. Chary Septiadi yang ditemui di kantornya, Kamis (13/9).
“Dahulu masih kita ingat jika banyak truk-truk dari pulau Jawa yang datang membawa sayur dan buah-buahan. Jika pulang kembali ke Jawa mereka membawa pisang kapok agar truk-truk mereka tidak kosong,” ujarnya.
Namun  setelah beberapa sentra produksi pisang di Kutai Timur terserang hama layu fusarium yang menyebabkan layu dan buahnya berkarat, kegiatan ekonomi rakyat ini kini berangsung mulai terhenti aktivitasnya.
Sehingga BPTP Kaltim berinisiatif mengembangkan jenis pisang kapok yang tahan hama layu fusarium, memiliki buah besar dan tidak memiliki jantung pisang yang menjadi sumber penyakit.
Pengembangan pisang Kepok Tanjung ini telah disebar ke beberapa kabupaten/kota terutama di kecamatan Kaliorang Kabupten Kutai Timur yang mulai tumbuh menjadi sentra produksi buah pisang. Sebelum penyebaran bibit, tentulah telah dilakukan sejumlah penelitian tentang ketahanan pohonnya.
Selain pisang kapok, Kaltim juga memiliki berbagai jenis pisang yang memiliki nilai ekonomis tetapi belum dikembangkan secara massal karena daya tahan buah yang tidak tahan lama dan tidak dapat diolah menjadi bahan lain.
Jenis pisang yang khas dan laku dipasaran adalah pisang mauli, rutai, ambon, barangan, tanduk dan pisang emas.
“Bagi masyarakat Kaltim pisang Kepok ini hanya diolah sebagai penganan gorengan dan sebagian kecil untuk jenis kue lainnya. Tetapi di Pulau Jawa pisang kapok ini masuk ke pabrik untuk berbagai olahan produk makanan bayi, sehingga harganya lebih mahal,” jelasnya.(vb/yul/foto : ist) Bagai mana anda apakah anda tertarik, membudidayakan pisang kepok tanjung ?